Saat Teduh Kristen tentang Melakukan yang Baik dan Jangan yang Jahat - Amos 5:14-17

 

Bacaan Alkitab: Amos 5: 14-17

 

Kemajuan zaman dan teknologi pada saat ini harus diakui sangat mempengaruhi perilaku dan gaya hidup manusia. Era teknologi dan informasi yang berkembang sangat cepat, telah mampu merangkul dunia hanya dalam hitungan detik. Perkembangan zarnan yang diraih saat ini tidak hanya memberikan dampak positif, sebaliknya juga memberikan dampak negatif. Kadangkala kemajuan tidak diiringi dengan peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan manusia, malahan semakin memperburuk kehidupan manusia, sehingga tercipta pengkotak-kotakan manusia yaitu antara kelas atas (orang kaya/penguasa) dan kelas bawah (kaum miskin/kaum marginal). Disadari atau tidak, pengkotak-kotakan ini juga terjadi dalam kehidupan beragama (bergereja).

Keadaan seperti ini jugalah yang terjadi ketika Nabi Amos memberitakan isi nas ini kepada umat Allah di Israel Utara (Samaria) yang dipimpin Raja Yerobeam II. Amos yang berasal dari Israel Selatan (Yehuda) diperintahkan Allah untuk bernubuat kepada kerajaan Utara. Disanalah Amos dengan berani memberitakan berita keadilan, kebenaran dan hukum ilahi kepada umat yang tidak mau mendengarkan perkataan Tuhan. Pada saat itu bangsa Israel secara lahiriah berada di puncak perluasan wilayah, stabilitas politik dan kemakmuran nasional yang gemilang, kemakmuran ekonomi dan perkembangan pola pikir yang semakin maju. Tetapi secara batiniah, kehidupan mentalitas mereka sudah bobrok. Kemunafikan dan penyembahan berhala sudah merata, masyarakat hidup mewah secara berlebihan, kebejatan merajalela, sistem peradilan dan hukum telah rusak, penindasan telah menjadi kebiasaan umum dan lain-lain. Akibatnya terciptaIah ketidakadilan, kesenjangan ekonomi, kecemburuan sosial. Ternyata, kemakmuran dan kemewahan yang diterima mereka hanyalah memperdalam kebobrokan mereka.

Dilatarbelakangi oleh ketidakadilan dan kehidupan yang semakin jauh dari Allah, maka renungan ini sangat relevan kepada kita saat ini, "Carilah yang baik dan jangan yang jahat”. Carilah yang baik berarti menghayati hidup yang sesuai dengan firman Allah. Sebab "mencari” bukan sekadar berbicara dengan kata-kata yang muluk-muluk, tetapi mempercayai Allah serta menghidupi firman-Nya; dan apa yang "baik” itu hanya kita tahu dengan menanyakan apa kehendak Allah. Di saat kita melakukan yang baik dan menolak yang jahat, ternyata Tuhan telah memberikan kepada kita suatu harapan dan kekuatan. Dan sesungguhnya, itulah tanda bahwa anda telah menerima hidup tersebut. Sebab hidup menurut kehendak Allah bukanlah berarti bahwa kita secara lahirah berpegang kepada sejumlah perintah dan larangan, tetapi hidup sedemikian itu timbul dari perubahan hati yang sungguh-sungguh.

Di saat setiap orang mencari kebaikan dan menolak yang jahat, tentu nilai-nilai keadilan telah terkandung di dalamnya (ay. 15). Dengan demikian ucapan “carilah yang baik” tidak hanya dianggap sebagai perkataan yang indah saja, namun di dalamnya telah diajarkan untuk turut menegakkan keadilan. Keadilan yang dimaksud adalah menghormati Allah dan segala mahakarya ciptaan-Nya. Keadilan adalah hak setiap manuusia bahkan seluruh ciptaan. Oleh karena itu seluruh ciptaan Allah berhak untuk hidup dan menikmati hidup.

Berita pertobatan Amos ini sangat sesuai dan aktual dengan kehidupan yang kita alami sebagai warga bangsa Indonesia saat ini. Untuk itu gereja sebagai alat Tuhan harus mampu mewartakan kebenaran dan keadilan di tengah-tengah bangsa dan negara. Gereja jangan hanya berpaku tangan dan bertepuk pada masalah ritual saja, tetapi harus mampu terjun untuk membela dan menegakkan keadilan di tengah-tengah masyarakat. Gereja juga harus berperan dalam menegakkan hak-hak asasi manusia, kedamaian dan perlindungan terhadap ciptaan. Apabila gereja telah melaksanakan kehendak Tuhan, maka inilah identitas sesungguhnya dari sebuah gereja.

Yesus juga mengajarkan bahwa ibadah yang sejati kepada Allah bukanlah pelaksanaan formal dari tata cara agama, tetapi mendengar dan melaksanakan kehendak Allah, yang ditunjukkan dengan perlakuan adil dan benar terhadap sesama manusia (Mat. 7:15-27; Mat 23:1-39). Sebagai pengikut Kristus yang telah menerima keselamatan hidup, tentu kita telah menyadari bahwa karya keselamatan Allah sangat besar dalam kehidupan kita. Sebagaimana dalam renungan ini Allah memberikan perintah kepada kita untuk melakukan kehendak-Nya, di samping la juga memberikan hajaran bagi orang yang tidak taat kepada-Nya, namun lebih dari itu la juga pasti selalu memberikan kesempatan untuk pertobatan kepada kita.

 

Seri Saat Teduh Harian (1)

Editor Suara Kabar Baik

Tidak ada komentar untuk "Saat Teduh Kristen tentang Melakukan yang Baik dan Jangan yang Jahat - Amos 5:14-17"