Renungan Natal Kristen tentang Kelahiran Sang Juruselamat Yesus Kristus - Lukas 2:1-14

 


Bacaan Alkitab: Lukas 2:1-14

Saudara-saudara yang Kristus kasihi, ada dua macam pandangan tentang sejarah, yang pertama, sejarah sebagai lingkaran. Sejarah di pandang sebagai rentetan peristiwa yang berputar dan berulang kembali tanpa arah dan tujuan. Seperti perputaran matahari atau bulan, sejarah adalah perputaran peristiwa-peristiwa yang tidak berujung pangkal. Sejarah adalah ibarat lingkaran yang tidak ada habis-habisnya. Apa yang dulu lenyap akan muncul kembali untuk kemudian lenyap lagi dan kemudian muncul lagi. Yang kedua, sejarah sebagai garis lurus. Sejarah di pandang sebagai rentetan peristiwa yang berkaitan satu sama lain dan mempunyai suatu arah dan suatu tujuan. Jadi, sejarah mempunyai makna. Sejarah adalah ibarat garis lurus yang terus memanjang dan bahkan menanjak menuju masa depan.

Kelahiran Yesus adalah suatu sejarah di dalam berbagai kisah dalam sejarah dunia yang pernah terangkai. Lukas menceritakan kelahiran Yesus dalam sejarah dunia, pada zaman pemerintahan Agustus, kaisar kerajaan Romawi. Pada saat itu kaisar Agustus (nama lengkapnya Gaius Julius Caesar Octavianus), merupakan kaisar yang sangat di sanjung dan diberi gelar Juruselamat. Namun melalui Injil Lukas ini, Lukas ingin menyatakan bahwa dengan kelahiran bayi Yesus maka sejarah mulai mencatat bahwa yang merupakan Juruselamat sejati adalah Yesus Kristus bukan kaisar Agustus atau kaisar Herodes. Bahkan kaisar Agustus sendiri dibuat menjadi taat dalam tangan Allah, sebab mau tak mau ia dipakai dan diikutsertakan dalam kedatangan Juruselamat dunia yang sejati, yang kerajaan-Nya akan mengatasi segala kerajaan dan negara dari dunia ini, oleh karena kerajaan-Nya adalah satu-satunya kerajaan yang kekal (bnd. Mzm. 2 dan Kisah 17:7). Ini berarti bahwa kelahiran Yesus akan mengubah sejarah dunia sepanjang zaman sebagai seorang Mesias, sang Soter (Penyelamat) sejati.

Saudara-saudara yang Kristus kasihi, selanjutnya dari kisah sensus penduduk Yang dilaksanakan oleh pemerintahan Romawi, maka kelahiran Kristus juga digambarkan oleh Lukas disaksikan oleh para gembala.

Bagaimanakah karakter gembala Yang dimaksudkan oleh Lukas? Apabila kita mengingat definisi perumpamaan Yesus mengenai gembala, akan nampak bahwa gembala itu lemah lembut dan penuh kasih sayang. Namun apakah seperti itu karakter atau sifat gembala yang dimaksud dalam Injil Lukas? Tidak. Gembala Yang dimaksud oleh Lukas bukanIah dengan gambaran yang lemah lembut dan penuh kasih sayang. Tetapi gambaran gembala umumnya saat itu adalah kasar, tidak mengindahkan peraturan masyarakat, sehingga dalam hal ini rabi Yahudi (tokoh agama) memandang rendah mereka karena mereka hampir tidak mempedulikan agama, mereka (para gembala miskin ini) sering menggembalakan domba di ladang dan memakai sumber air orang lain. Bahkan para imam Yahudi menganggap mereka sebagai orang-orang yang tidak dapat dipercaya,  sehingga mereka tidak diperbolehkan bertindak sebagai saksi di pengadilan.

Maria, dalam kidung pujiannya, yaitu Lukas 1:46-56 juga menggambarkan bagaimana keselamatan tiba pada orang-orang yang miskin, miskin dalam arti mengakui keterbatasan dan kefanaan hidup  di dunia ini, dalam hal ini orang-orang yang selalu di pandang rendah dan hina baik dalam hal karakter, sifat, moral, status sosial bahkan keagamaan.

Tetapi, justru pada mereka yang berkarakter seperti itulah berita Natal, berita kesukaan tentang lahirnya Juruselamat hadir. Gembala yang tidak boleh menjadi saksi di depan pengadilan, malah menjadi saksi bagi kelahiran Kristus. Ini menjadi jelas, untuk siapa Yesus lahir.

Ini menjadi tanda yang jelas bahwa Juruselamat lahir untuk semua umat manusia tanpa memandang siapa orang tersebut, status sosial, ekonomi, pendidikan, suku, adat-istiadat bahkan agama. la datang untuk semua orang (dalam hal ini ialah umat-Nya) dan golongan yang percaya kepada-Nya.

Saudara-saudara yang Kristus kasihi, sejarah kelahiran Yesus selalu kita rayakan bukan tanpa makna tetapi dengan makna bahwa Dialah Juruselamat sejati yang telah di tunggu umat manusia sepanjang sejarah, baik sebelum dan sesudah kelahiran-Nya. Kedatangan-Nya pun bukan merupakan peristiwa spektakuler seperti dalam setiap kepercayaan manusia (dewa-dewi). Namun Kedatangan-Nya yang sederhana menunjukkan bahwa kelahiran-Nya menyentuh segala lapisan hidup manusia. la menjadi benar-benar manusia tetapi sekaligus benar-benar Allah sejati.

Dan saat ini apabila kembali kita merayakan dan merenungkannya pada malam Natal, maka mari persiapkan hati dan hidup kita untuk bersyukur sekaligus berserah menantikan kedatangan kedua kalinya, yang waktunya tidak seorangpun tahu, hanya Bapa di Sorga yang mengetahuinya, Amin.

Seri Saat Teduh Harian (2)

Editor Suara Kabar Baik

Tidak ada komentar untuk "Renungan Natal Kristen tentang Kelahiran Sang Juruselamat Yesus Kristus - Lukas 2:1-14"