Berani Melangkah Menapaki Tahun 2023

 

Berani Melangkah Dengan Dasar Yang Benar

Ulangan 1:29-31

29.    Ketika itu aku berkata kepadamu: Janganlah gemetar, janganlah takut kepada mereka;

30.    TUHAN, Allahmu, yang berjalan di depanmu, Dialah yang akan berperang untukmu sama seperti yang dilakukan-Nya bagimu di Mesir, di depan matamu,

31.    dan di padang gurun, di mana engkau melihat bahwa TUHAN, Allahmu, mendukung engkau, seperti seseorang mendukung anaknya, sepanjang jalan yang kamu tempuh, sampai kamu tiba di tempat ini.

 

            Keberanian merupakan modal penting bagi setiap orang yang hendak mengawali suatu masa perjalanan hidupnya. Orang yang tidak memiliki cukup keberanian biasanya tidak mampu untuk menjalani bahkan mengawali apapun yang menjadi tanggung jawab ataupun perkara yang dihadapi. Rasa takut, khawatir, cemas, pesimis dan ragu cendrung menghambat untuk berani memulai setiap langkah-langkah yang hendak dilalui. Fakta yang demikian seringkali dinyatakan dengan ungkapan “kalah sebelum bertanding”, seperti misalkan seorang petinju yang bahkan ragu untuk naik ring tinju karena melihat lawan di hadapannya yang lebih kekar dan kuat dalam pandangannya. Jika demikian, tentunya seseorang tidak akan mampu melangkah dalam setiap sisi kehidupannya. Banyak hal yang menjadi alasan dari rasa takut dalam melangkah. Maka bagaimana bisa menjalani kehidupan tanpa diawali dengan keberanian untuk melangkah, sebab sesungguhnya perjalanan adalah rangkaian langkah-langkah pada suatu masa yang hendaknya dilalui.

            Kita memiliki langkah masing-masing dalam hidup ini, dengan berbagai perkaranya. Setiap detik yang kita lalui dalam hidup adalah bagian dari langkah tersebut. Menit demi menit, beberapa jam, hari-hari, minggu-minggu, bahkan bulan demi bulan dan tahun demi tahun adalah bagian dari perjalanan waktu yang kita tempuh. Terkhusus pada masa ini, kita berada di penghujung tahun dan segera memulai tahun yang baru. Jika kita merenungkan masa-masa tahun ini yang telah lalu, tentu ada banyak kesulitan dan perkara yang telah dilalui. Lalu sekarang kita menghadap tahun yang baru. Mungkin kebanyakan orang selalu berharap agar tahun yang akan datang menjadi tahun yang lebih mudah dari yang lalu atau bahkan “dimudahkan segala sesuatunya”. Tetapi bila merujuk pada realitanya, mungkinkah harapan itu terjadi? Ketika kita mengingat beberapa tahun sebelumnya, kita harus mengakui bahwa tak ada tahun yang dilalui dengan mudah-mudah saja.

            Di luar dari harapan tersebut, saat ini faktanya terdengar isu mengenai resesi ekonomi di tahun 2023. Berdasarkan berita CNN Indonesia tanggal 14 Desember 2022, BKF Kemenkeu menilai bahwa ancaman resesi global pada 2023 itu semakin besar, yang ditandai dengan kenaikan inflasi secara global. Karena kesadaran akan hal tersebut, tentunya saat ini banyak ditemui berbagai langkah-langkah yang ditawarkan untuk menghadapi ancaman tersebut. Adapun langkah-langkah yang ditawarkan diantaranya mempersiapkan dana darurat, membatasi pengeluaran, menambah dan memoles keterampilan, mempersiapkan pekerjaan sampingan, dan memperluas koneksi.[1] Semua langkah-langkah tersebut diusahakan dalam rangka memperlengkapi diri agar siap menghadapinya. Dengan persiapan tersebut diharapkan bahwa orang-orang dapat mengawali langkah di tahun 2023 dengan penuh keberanian dan keyakinan. Dengan demikian segala langkah-langkah persiapan diri tersebut menjadi dasar keberanian mereka untuk melangkah.

            Dasar yang kebanyakan orang pahami itu, dapat dikatakan memiliki orientasi pada pengandalan diri sendiri. Sebagai orang percaya kita tidak bisa memiliki dasar yang demikian. Orang percaya harus mengandalkan dan berharap kepada Tuhan, sebab Yeremia menyampaikan bahwa terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri tetapi diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapan pada-Nya (Yeremia 17:5,7). Maka dari itu kita perlu memiliki dasar yang benar untuk berani melangkah, seperti halnya yang diungkapkan Musa pada nats di atas.

            Nats Alkitab di atas adalah perkataan Musa kepada bangsa Israel, ketika ia meriwayatkan kembali perihal kedua belas pengintai. Saat bangsa Israel tiba di Kadesh-Barnea dari Horeb, Musa mengutus 12 orang untuk mengintai tanah Kanaan sesuai perintah TUHAN. Lalu kedua belas pengintai itu pulang setelah 40 hari lamanya dan menyampaikan kabar kepada Musa, Harun, dan segenap umat Israel. Mereka menyampaikan kabar baik, bahwa negri itu berlimpah susu dan madunya. Di sisi lain disampaikan juga kabar yang menakutkan Israel bahwa bangsa yang mendiami negri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu sangat besar. Tetapi dengan optimis Kaleb berkata bahwa Israel pasti akan maju dan mengalahkannya. Namun optimisme itu ditimpali dengan pesismisme dari beberapa pengintai yang lainnya, ditambah kabar busuk mengenai kekejaman dan betapa mengerikannya orang-orang negri itu. Dan akhirnya kabar itu membangkitkan rasa takut bangsa Israel dan membuat mereka bersungut-sungut di hadapan Musa, bahkan berniat untuk pulang kembali ke Mesir. Bahkan mereka pun mengecam Yosua dan Kaleb ketika mereka berdua berusaha meyakinkan bangsa Israel bahwa TUHAN akan senantiasa menyertai mereka. (Bnd. Bilangan 13:1-33) Atas segala gerutu dan kecaman Israel akibat rasa takut itu, maka Musa mengatakan “Janganlah gemetar, janganlah takut kepada mereka.”

            Sungguh pun kita bisa merasakan ketakutan dari bangsa Israel akan kabar yang mereka dengar. Demikian pun setiap diri kita, akan merasakan ketakutan jika melihat kesulitan besar di depan mata, lalu melihat kapasitas diri kita yang tak seberapa dan penuh dengan berbagai kekurangan. Rasanya berat untuk memulai langkah, karena terlebih dahulu tertekan oleh rasa takut dan pesimis. Memiliki rasa takut itu manusiawi, tetapi terbelenggu dengan rasa takut itu duniawi, karena perlu ditanyakan bahwa mengapa bisa selalu takut? memangnya apa yang anda andalkan selama ini? diri sendiri atau Tuhan? Sebab sebagai orang percaya yang sepenuhnya meyakini kuasa Tuhan, kita tidak akan dibelenggu oleh rasa takut. Maka dari itu kita harus berani melangkah dengan dasar yang benar. Berikut ada 2 cara untuk berani dalam melangkah :

1.    Percaya akan tuntunan TUHAN

“ TUHAN, Allahmu, yang berjalan di depanmu…..”

       Ungkapan tersebut merupakan penegasan akan tuntunan Tuhan kepada umat Israel. Jika dikatakan berjalan di depan sudah pasti dituntun. Dalam perjalanannya, bangsa Israel selalu berada dalam tuntunan Tuhan. Tidak ada satu masa pun dimana Israel lepas dari tuntunan Tuhan.  Sebagaimana tiang awan dan tiang api bergerak di hadapan bangsa Israel, demikianlah Tuhan menyatakan tuntunan-Nya. Api pada waktu malam dan awan pada waktu siang senantiasa memperlihatkan kepada mereka jalan yang harus ditempuh.

       Seperti tuntunan Tuhan pada bangsa Israel, demikian pula Tuhan menuntun setiap langkah-langkah kita. Kita harus sadar bahwa selama ini kita tidak berjalan sendiri dengan kekuatan dan kemampuan kita. Kalau melihat diri kita sendiri, tentu banyak keterbatasan dan kekurangan yang terkadang membuat kita ragu dan takut untuk melangkah dalam segala hal. Terkadang banyak orang yang merasa hebat dengan keberadaannya, sehingga ia menganggap bahwa dirinya lah yang menuntun dirinya sendiri. Orang yang demikian dipastikan mudah goyah dalam menghadapi setiap kesulitan di depannya, karena terlalu mengandalkan dirinya sendiri.

       Tuhan senantiasa bersama kita selamanya, sebab Ia setia dan penuh kasih. Ia berjalan di depan kita, memegang erat tangan kita sehingga kita tidak akan luput daripada tuntunan-Nya. Anda dan saya berada dalam jalan-Nya Tuhan yang sempurna (Mazmur 18:31). Kita berada pada nahkoda yang sempurna, benar, dan setia. Jika Tuhan lah yang menahkodai kita, apakah kita perlu terbelenggu oleh rasa takut? apakah kita perlu ragu akan jalan yang ada di depan kita? Tentu tidak, karena kita yakin dan percaya pada tuntunan-Nya. Kalaupun di hadapan kita nampak ombak yang besar dan menakutkan, kita akan berani menghadapinya dengan penuh iman pada Tuhan.

       Selama tahun 2022 ini, apakah kita sungguh-sungguh merasakan tuntunan Tuhan? Jika iya, maka yakinilah bahwa hal itu juga akan kita rasakan di tahun 2023. Melangkah dalam tuntunan Tuhan tidak menjamin bahwa kita mendapat langkah yang mudah ataupun tanpa kesulitan yang memadai. Namun, sesulit apapun itu nantinya di tahun 2023, mari kita renungkan kembali siapakah yang selama ini memegang erat tangan dan yang berjalan di depan kita? Melangkahlah dalam tuntunan Tuhan, dan andalkanlah Dia.

2.    Mengingat dan mensyukuri berkat TUHAN

“........Dialah yang akan berperang untukmu sama seperti yang dilakukan-Nya bagimu di Mesir, di depan matamu, dan di padang gurun .........”

       Pada pernyataan itu, Musa mengajak bangsa Israel untuk mengingat bagaimana Tuhan berperkara luar biasa ketika mereka keluar dari Mesir dan berjalan di padang gurun. Semua hal itu secara nyata mereka saksikan dan lihat di depan mata mereka. Mata mereka melihat apa yang diperbuat Tuhan pada Mesir, sehingga mereka mampu keluar. Tuhan berperkara melalui 10 tulah yang diberikannya pada Mesir, Ia bertindak melalui Musa terhadap Laut Teberau, Manna yang diturunkan oleh Tuhan untuk makanan mereka, air yang Tuhan berikan di Masa dan di Meriba, dan segala tuntunan Tuhan pada mereka hingga saat itu mereka tiba di Kadesh-Barnea. Tetapi atas itu semua mereka tetap dihantui oleh ketakutan mereka dan mengecam Musa, Yosua, dan Kaleb, seakan mereka tidak pernah merasakan bagaimana Tuhan telah memberkati mereka.

       Berkat Tuhan pasti dirasakan oleh orang-orang yang mengandalkan-Nya dan berserah pada tuntunan-Nya. Jika kita mengingat hari-hari yang telah kita lalui di tahun 2022, tentunya kita akan mengucap syukur, sebab saya yakin bahwa banyak berkat yang telah Tuhan berikan pada kita selama 2022 ini. Ketika kita merenungkan hari-hari yang kita lalui, tentunya kita akan berkata “Terimakasih Tuhan”, karena begitu banyak berkat yang Tuhan nyatakan dimana tak pernah terbayangkan oleh pikiran kita. Itulah mengapa penting untuk senantiasa mengandalkan Tuhan dalam hal apapun. Yeremia menyampaikan bahwa “Adalah baik menanti dengan diam pertolongan TUHAN” (Ratapan 3:26). Berkat dan pertolongan Tuhan senantiasa tersedia bagi kita.

       Orang yang suka mengingat kembali berkat Tuhan akan merasa bahwa selama ini TUHAN yang bekerja. Jika demikian, maka perkara sebesar apapun yang hendak dihadapinya, tidak akan membuatnya terbelenggu oleh rasa takut karena tahu siapa yang pada akhirnya akan bertindak dalam perkara itu. Merenungkan berkat dan kebaikan Tuhan akan membuat pikiran kita menjadi positif dan optimis. Memang hendaknya apa yang baik, itulah yang kita renungkan. Seperti kata Paulus “Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” (Filipi 4:8). Ingat dan syukuri lah berkat Tuhan, maka anda akan berani melangkah. Jika tahun 2022 kita merasakan banyak berkat Tuhan, maka tahun 2023 Tuhan pun akan senantiasa menyatakan berkat-Nya pada kita dalam segala persoalan, masalah, dan rintangan yang kelak akan kita hadapi.

            Jadi memiliki keberanian dalam melangkah adalah hal yang penting. Dasar keberanian kita bukanlah karena seberapa besar kemampuan kita membekali diri untuk menghadapi masa-masa kedepannya, melainkan seberapa besar keyakinan kita terhadap tuntunan Tuhan yang senantiasa Ia nyatakan. Kita berani melangkah bukan karena kita merasa cukup hebat dan mampu, melainkan karena kita sadar bahwa jika selama ini kita boleh ada, bekerja, berkarya, dan melalui berbagai masa-masa sulit, semua sebab berkat-Nya melimpah bagi kita. Mari kita berani melangkah dan mengawali 2023 dengan penuh keyakinan baik dalam pekerjaan, keluarga, pendidikan, pelayanan dan sebagainya. Tahun 2022 adalah masa lalu yang patut disyukuri dan tahun 2023 adalah masa depan yang patut diyakini mendatangkan kebaikan bagi kita. Biarlah tuntunan dan berkat dari Tuhan menjadikan kita berani di dalam setiap langkah-langkh kita kedepannya. Tuhan Yesus Memberkati.

 

Ditulis oleh : Ev. John Calvin Siahaan

Sumber gambar : Pixabay

Tidak ada komentar untuk "Berani Melangkah Menapaki Tahun 2023"