Hati Sang Penginjil Muda untuk Jiwa-Jiwa di Pedalaman Kalimantan - Oleh Ev. John Calvin Siahaan
Kesaksian Misi Injil
di Pedalaman Kalimantan
Hati Sang Penginjil
Muda untuk Jiwa-Jiwa
Oleh: Ev. John
Calvin Siahaan
Shalom,
saya John Calvin Amos Siahaan, mahasiswa teologi tingkat 2 di STT Kabar Baik
Indonesia. Sekarang
saya sedang menjalani masa praktek
pelayanan di Kalimantan Barat, lebih tepatnya di GKBI jemaat Betung dan GKBI
jemaat Padang Mayun, Kabupaten Landak.
Baru sekitar 1 bulan lebih saya menjalani pelayanan ini, bersama dengan teman
saya yang merupakan mahasiswa teologi tingkat 4
di STT Kabar Baik Indonesia. Kami berdua dipercayakan melayani di 2
tempat pneggembalaan tersebut. Meski baru 1 bulan, saya merasakan beberapa hal
yang luar biasa dan relatif seru. Disini saya ingin membagikan beberapa
pengalaman menarik saya selama 1 bulan lebih
setelah menjalani pelayanan di
Kalimantan barat ini.
Pertama kali saya tiba di Kalimantan Barat, satu hal yang
jadi perenungan saya adalah “apakah saya mampu untuk menjalani tanggung jawab
ini dengan sukses?” Terkadang mungkin itu yang banyak orang pikirkan ketika ia
diberikan tanggung jawab. Pertanyaan itu muncul, sebab saya coba untuk melihat
kepada diri saya dan segala yang saya miliki. Melihat diri saya yang berusia 19
tahun dan baru menjalani pelayanan ini serta ditempatkan di lingkungan yang
baru bagi saya, tentu saya berpikir bahwa ini akan menjadi tanggung jawab yang
berat. Belum lagi tanggung jawab dalam perkuliahan yang tetap harus berjalan secara jarak jauh,
membuat saya kembali berpikir “apakah saya dapat menjalani proses perkuliahan
dengan maksimal?” Agaknya beberapa pemikiran saya diatas membuat saya menjadi
pesimis dan takut. Pada intinya
adalah saya takut gagal dalam menjalani setiap tanggung jawab saya.
Tapi di sisi lain saya harus tetap percaya dan yakin bahwa
Tuhan yang akan senantiasa memampukan saya. Adalah sebuah kebanggaan kalau saya
boleh menjalani tanggung jawab ini, sebab tidak banyak orang yang boleh
mendapatkan kesempatan seperti ini. Saya yakin ketika saya dipercayakan
tanggung jawab ini oleh pimpinan, ini bukanlah sekedar sebuah perintah ataupun
tugas. Bagi saya ini adalah tanggung jawab dari Tuhan untuk saya sebagai hamba-Nya.
Lalu saya pun mengawali segala pelayanan yang ada dengan iman. Ketika proses
itu berjalan ada beberapa pengalaman yang baik yang saya alami. Secara
kenyataan memang ada yang buruk, tetapi bagi saya itu juga baik adanya. Jadi
dengan begitu saya tidak akan mundur walau mengalami hal-hal pengalaman
tersebut.
Mungkin hal pertama yang menarik adalah soal makanan. Saya
adalah orang yang memilih dalam hal makanan. Namun ketika berkunjung ke rumah
jemaat saya tidak bisa memilih untuk makan yang mana. Setiap apa yang
dihidangkan itulah yang dimakan. Agak sedikit sulit diawal, karena terkadang
perkara lidah ini sulit diajak kompromi.
Satu makanan menarik yang saya rasa adalah tempoyak. Sebelumnya saya dulu hanya
pernah melihat tapi tidak memakannya, karena entah mengapa saya tidak suka
Ketika melihatnya dan mungkin dari baunya juga. Tapi pada akhirnya saya harus
makan juga, karena bagaimana pun kita harus menghargai apa yang disuguhkan.
Ketika saya memakannya, ternyata rasanya tidak seperti yang saya bayangkan.
Kalua dimakan dengan nasi dan sambal, bagi saya rasanya enak juga. Walau
mungkin agak kurang kalua makan hanya tempoyak saja. Rasanya agak asam tapi
manis dan jika ditambah rasa gurih dari sambal lalu dimakan dengan nasi,
ternyata rasanya enak. Memang kalua belum dicoba kita tidak akan pernah tau
rasanya.
Ada juga jengkol, yang sebenarnya ini makanan yang biasa
dikonsumsi dimanapun. Tapi ini adalah salah satu makanan yang tidak saya
sukai.lagi-lagi jika disuguhkan pasti harus dimakan. Wa;au awal-awal sulit tapi
saat ini saya mulai merasa terbiasa dengan setiap makanan yang ada. Lalu saya
tidak tahu kenapa. rasa daging babi di Kalimantan ini lebih enak dan gurih dari
pada yang pernah daya makan biasanya. Menurut info dari rekan pelayanan saya
masih ada lagi makanan yang pasti belum saya rasakan. Mungkin ini hanya perkara
lidah saja, tetapi kadang menarik dan membuat penasaran tentang bagaimana
rasanya.
Lalu ada juga pengalaman seru nan menantang yang
berhubungan dengan medan perjalanan yang harus kami lewati. Agak sedikit aneh
bagi saya yang baru, ketika harus melintasi perjalanan dengan melewati hutan
dan jalanan yang menantang
jiwa dan roh. Setiap sabtu kami harus naik ke daerah
dusun Padang Mayun sebab kami tinggal di pastori GKBI Betung. Jarak tempuh kurang
lebih 1 jam 15 menit kalau
tidak hujan. Kami
harus menginap di Padang Mayun sebab ibadah disana dimulai jam setengah 8 pagi
lalu seusainya kami langsung kembali
ke Betung dan ibadah jam 10 pagi. Jalan yang harus kami lalui pun bukan medan
yang mudah. Kami harus melalui jalan hutan menggunakan motor, dimana
lintasannya ada yang bebatuan, jalan berpasir, dan tanah merah. Lalu ketika
usai hujan jalanan pun ada yang becek dan bukan hanya
sebatas becek seperti biasanya. Mungkin anda dapat membayangkan bagaimana
kondisi jalan yang bebatuan, terjal dan tanah merah.
Sudah pasti licin
dan sangat berpeluang untuk terjatuh. Lalu yang menantangnya adalah ada banyak
tanjakan dan turunan curam yang harus dilalui. Memang seperti itulah kondisi jalan
di daerah perbukitan. Tidak terlalu sulit ketika menanjak atau menurun dengan keadaaan jalan
kering. Tapi jika jalan basah bekas hujan, itu adalah perjuangan yang tidak
mudah bagi kami untuk tiba di Padang Mayun. Ada banyak tanjakan dan turunan
yang kami lalui, dan bukan hanya tanjakan atau turunan lurus, bahkan ada yang
sambil menikung.
Motor yang kami gunakan adalah mega pro, yang dimana cukup
berat dan sulit digunakan untuk medan seperti itu. Sesekali ketika berjumpa
dengan jalan yang berbahaya salah satu diantara
kami harus turun untuk memudahkan melewatinya,
terutama saat tanjakan. Yang lebih serunya adalah
jika kami melakukan itu dalam kondisi gerimis atau hujan. Sebuah perjalanan
yang membahagiakan bukan? Memang kita tidak perlu takut terjatuh, karena kalau
jatuh pun mungkin hanya ke bawah. Tapi bisa dibayangkan resiko-resiko yang
terjadi bila terjatuh, yang mungkin sedikit banyak menghambat perjalanan
pelayanan. Saya dan rekan saya pun pernah terjatuh. Saat saya terjatuh itu ditanjakan
yang cukup panjang dan
menikung. Puji Tuhan tidak terlalu menghambat walau bagian lampu motor ada yang
rusak. Tapi ketika rekan saya terjatuh, itu membuat kami sama sekali tidak bisa
melanjutkan perjalanan. Kami melakukan perjalanan harus menunggu pukul sekitar
setengah 5 pagi, karena sabtu hujan sampai minggu subuh. Dan kejadian jatuh itu
terjadi sudah sekitar hampir jam 7. Jatuhnya itu terjadi karena jalan tanah
licin saat tanjakan ditambah ternyata kampas kopling motor sudah habis dan
kejatuhan itu membuat rem belakang motor patah. Tentu kami tidak bisa
melanjutkan perjalanan itu lagi. Puji Tuhan rekan saya tidak terluka terlalu
parah, dan kami harus kembali ke Betung.
Kira-kira itulah yang harus kami jalani setiap minggunya.
Kalau hanya melihat kesulitan itu
mungkin saya akan mundur. Tapi jikalau kami telah
tiba ditempat pelayanan, disana kami kembali
melihat jemaat berkumpul lalu melaksanankan ibadah, rasanya perjuangan yang
dilalui itu terbayar lunas. Saya sangat bersyukur kalau saya dan rekan saya boleh
menjalani ini semua, dan melihat jemaat boleh berkumpul dan beribadah bersama. Memang tidak mudah,
tetapi itulah tanggung jawab
Puji Tuhan, jemaat pun selalu menerima kami dengan baik.
Walau mungkin terkadang tidak semua selalu hadir dalam setiap ibadah, tapi bagi
saya sudah bersyukur kalau mereka boleh datang
untuk berkumpul dan bersekutu. Setiap berkhotbah ataupun memimpin pujian, saya
selalu berusaha untuk menunjukkan rasa semangat dan kesungguhan dalam melayani.
Itu adalah rasa ucapan syukur saya karena Tuhan sudah memberikan saya
kepercayaan yang membanggakan ini. Puji Tuhan kalau sampai saat ini saya boleh
melayani dengan penuh iman kepada Tuhan. Saya pun merasakan kasih Tuhan dari
jemaat yang dilayani. Sesekali salah satu ada yang membawa beras untuk kami,
ataupun mengundang ke rumah untuk
makan. Jemaat pun tidak segan-segan membantu ketika kami butuh bantuan. Puji Tuhan atas
semua itu.
Seperti yang saya katakan tadi, bahwa saya bangga dan
beruntung ketika mendapatkan tanggung jawab ini. Bagi saya ini adalah salah
satu cara Tuhan untuk menjadikan saya alat kasih-Nya. Dengan begitu, tidak ada
lagi tujuan saya yang lain dalam pelayanan ini, selain selalu menjadi berkat
bagi setiap orang disekitar saya, terutama pada setiap jemaat-jemaat yang Tuhan
percayakan. Mungkin terkadang masalah dalam pelayanan akan ada dan pasti sulit.
Tapi saya yakin
kembali bahwa jika Tuhan yang memberikan tanggung jawab ini maka Ia juga yang
akan memampukan dan memberkati setiap apa yang saya lakukan. Perjalanan yang
saya lalui masih sangat panjang. Banyak hal yang masih harus saya pelajari dalam
pelayanan. Setiap momen yang saya lalui adalah berharga untuk direnungkan dan
disyukuri. Segala yang saya utarakan diatas hanyalah untuk satu tujuan yang
jelas, yaitu memberitakan injil dan menjangkau jiwa. Segala pelayanan yang saya
lakukan adalah untuk itu. Saya adalah alatnya Tuhan yang Ia karyakan untuk
perpanjangan tangan kasih-Nya. Saya bangga dan bersyukur akan hal itu. Demikian
yang bisa saya saksikan dengan kesungguhan dan apa adanya dari dalam diri saya.
Kolose 1:6 “yang sudah sampai kepada kamu.
Injil itu berbuah dan berkembang di seluruh dunia, demikian juga di antara kamu
sejak waktu kamu mendengarnya dan mengenal kasih karunia Allah dengan
sebenarnya.”
Terimakasih, Tuhan Yesus Memberkati
Maju terus👍🙏
BalasHapus