Renungan Kristen yang Menginspirasi Tentang Menghadapi Kesulitan - Mazmur 138:1-8

 

Oleh Pdt. Mangurup Siahaan|Bacaan: Mazmur 138:1-8

 

Mengapa kita harus mengalami kesulitan? Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang sesungguhnya tidak perlu dipertanyakan! Kenapa? Hidup di dunia ini identik dengan kesulitan! Yang bener? Apa begitu? Ya …, sesungguhnya demikian! Kenapa demikian? Sebab hidup ini kita jalani secara dinamis. Dinamika hidup itu bergerak terus dari waktu ke waktu dan dari hal yang satu ke hal yang lain, dengan perkembangan dalam segala bidang. Kita hidup harus mengikuti perkembangan demi perkembangan. Dengan mengikuti perkembangan itulah sehingga kita akan tetap berhadapan dengan kesulitan demi kesulitan dan tidak akan pernah semakin mudah.

Tegnologi semakin berkembang. Sesungguhnya kegunaan dari tegnologi itu adalah untuk mempermudah kehidupan manusia. Salah satu contoh nyata bahwa tegnologi adalah untuk mempermudah kehidupan manusia seperti telephon genggam. 15-20 tahun yang lalu kita sangat kesulitan berkomunikasi, apalagi kedaerah-daerah terpencil. Tetapi dengan berkembangnya tegnologi berupa telephon genggam yang bisa dibawa kemana-mana, kita bisa setiap saat untuk berbicara dengan orang lain sampai kepedalaman yang paling terpencil sekalipun. Namun sekalipun demikian, apakah kehidupan – oleh tegnologi itu – semakin mudah untuk kita jalani? Dengan yakin dapat dipastikan tidak akan ada yang berkata “ya”, terhadap pertanyaan ini. Pasti semua mengeluh dengan kenyataan bahwa hidup yang kita jalani semakin sulit. Tidak ada yang perlu dipersalahkan dalam hal ini. Memang sudah demikian kodrat kehidupan yang harus kita jalani.

Kalau kita menyelidiki Alkitab, kita tidak akan pernah menemukan catatan yang mencatat bahwa umat Tuhan akan terhindar dari kesulitan. Tuhan tidak pernah berjanji bahwa umatNya akan terhindar dari berbagai kesulitan. Namun Tuhan berjanji akan memberikan kekuatan dengan pengharapan oleh Roh Kudus. Kitab nabi Yesaya mencatat, “Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah. (Yes.40:30-31). Oleh karena itu kesulitan bukan untuk dihindari tapi untuk ditelusuri, bukan untuk dimusuhi tapi untuk disahabati/ditemani dan bukan untuk dibenci tapi untuk disukai. Wah….yang benar aja…..? Apakah mungkin kesulitan bisa kita sukai? Memang perasaan berkata tidak mungkin, tetapi kenyataan berkata harus. Mana ada istilah ‘harus’ untuk perasaan? Perasaan tidak bisa dipaksa! Betul, bahwa perasaan tidak bisa dipaksa! Oleh karena itulah kita harus merenungkan firman Tuhan ini, dengan demikian kita mengetahui bagaimana cara mengatasi kesulitan. Dengan mengetahui bagaimana cara mengatasi kesulitan, maka kita akan merasa “suka” dengan kesulitan-kesulitan yang terjadi dalam hidup kita.

Menurut Mazmur 138 – yang merupakan pengalaman Daud sendiri – ada 2 cara mengatasi kesulitan. Cara ini yang harus kita praktekkan dalam hidup kita, dan dengan demikian kita bisa tetap tenang berhadapan dengan semua kesulitan.

 

1.     Melihat masa depan dengan mengingat masa lalu (ay. 3)

Diayat yang ketiga Daud mengemukakan masa lalu dimana dia ditolong oleh Tuhan. Dengan pengakuan yang berbunyi, “Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.” Pengakuan masa lalu ini sekaligus sebagai pengakuan iman kepada masa yang akan datang. Kurang lebih Daud memiliki keyakinan yang kuat bahwa jika dia pernah ditolong oleh Tuhan, dan dengan pengalaman itu sebagai pegangan baginya bahwa dikemudian hari Tuhan pasti akan menolong.

Musapun pernah berpesan kepada umat Israel dengan berkata, “Jika sekiranya engkau berkata dalam hatimu: Bangsa-bangsa ini lebih banyak dari padaku, bagaimanakah aku dapat menghalaukan mereka? maka janganlah engkau takut kepada mereka; ingatlah selalu apa yang dilakukan TUHAN, Allahmu, terhadap Firaun dan seluruh Mesir, yakni cobaan-cobaan besar, yang kaulihat dengan matamu sendiri, tanda-tanda dan mujizat-mujizat, tangan yang kuat dan lengan yang teracung, yang dipakai TUHAN, Allahmu, untuk membawa engkau keluar. Demikianlah juga akan dilakukan TUHAN, Allahmu, terhadap segala bangsa yang engkau takuti (Ul. 7:17-19). Dengan jelas disini Musa berpesan kepada bangsa Israel untuk mengingat masa lalu mereka saat-saat pertolongan Tuhan mereka rasakan, dan hal itu harus dijadikan sebagai pedoman bahwa Tuhan tetap setia untuk menyatakan kasihNya, sehingga mereka selalu mendapatkan pertolongan dari Tuhan.

 

2.     Kesulitan adalah syarat berkat (ay.7)

Pada ayat yang ke 7, anak kalimat yang berbunyi, “Jika aku berada dalam kesesakan, Engkau mempertahankan hidupku …” Tentu kita harus mengetahui dan menyadari selalu bahwa jika seseorang tidak mengalami kesulitan berarti dia tidak membutuhkan pertolongan. Tetapi sebaliknya, orang yang berada dalam kesulitanlah yang membutuhkan pertolongan. Disinilah akan nyata berkat pertolongan dan pemeliharaan Tuhan, yaitu saat-saat kita mengalami kesulitan. Tuhan akan turun tangan untuk menyatakan kasih dan kuasaNya. Itulah sebabnya poin yang kedua ini berbunyi “kesulitan adalah syarat berkat”. Karena berkat Tuhan itu nyata dan benar-benar kita rasakan karena kita dalam kesulitan.

Musa berpesan kepada bangsa Israel demikian, “Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak. Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.”  (Ul. 8:2-3). Musa menekankan supaya bangsa itu selalu mengingat bahwa dari segi tingkat kesulitan yang mereka hadapi, sesungguhnya mereka sudah mati di Padang Gurun. Sebab mereka tidak mempunyai bekal apa-apa. Tetapi ternyata mereka bisa hidup, dan semuanya itu adalah berkat anugerah Tuhan yang luar biasa.

 

    Demikianlah kedua hal di atas harus kita sadari sepenuhnya ketika kita menghadapi atau berhadapan dengan berbagai kesulitan. Kita kembali mengingat masa lalu kita. Sebab kita ada sebagaimana ada sekarang ini adalah berkat pertolongan Tuhan. Dan yang kedua adalah, bahwa jika kita tidak mengalami kesulitan, berarti kita tidak membutuhkan pertolongan. Oleh karena itulah saat-saat tertentu kita diijinkan Tuhan untuk masuk dalam kesulitan-kesulitan tertentu, supaya dengan demikian maka pertolongan Tuhan itu akan nyata dan melahirkan ucapan syukur dari diri kita.

Tidak ada komentar untuk "Renungan Kristen yang Menginspirasi Tentang Menghadapi Kesulitan - Mazmur 138:1-8"