Renungan Kristen Tentang Menenangkan Hati


Oleh Pdt. Mangurup Siahaan || Ayat Bacaan 1 Yohanes 3:19-24 

Pada umumnya setiap manusia  dalam setiap kalangan baik itu cantik, jelek, pintar bodoh, kaya, miskin, semua ingin selalu mengharapkan sesuatu yang dinamakan dengan ketenangan di dalam kehidupannya. Tetapi apakah memang kita bisa merasakan ketenangan yang sesungguhnya? Apakah yang dimaksud dengan ketenangan itu? Menurut kamus bahasa Indonesia menenangkan hati adalah menjadikan tenang, merendakah hati, pikiran ataupun menjadikan pikiran tenang. Tanpa sedikitpun riak - riak dipermukaannya, tenang dan tanpa goyangan, dengan nyata permukaannya rata atau datar. Demikianlah gambaran dari ketenangan yang sesungguhnya. Jikalau demikian dimanakah kita bisa menemukan air yang tenang itu? Di Laut, di Danau, di Kolam di Sungai? Sesuai dengan pengertian ketenangan tadi tentunya kita tidak dapat menemukan permukaan air yang tenang di dalamnya. Jikalau kita tidak menemukan air yang tenang di Danau, sungai Laut dan Kolam, terus dimana lagi? Kita akan menemukan air yang tenang jikalau kita memindahkan air itu (yang dari kolam, danau laut atau sungai) kedalam gelas atau tempat apapun dan meletakkanya di tempat yang tenag. Jikalau air itu tetap dihabitatnya dia tidak akan bisa tenang, oleh karena itu dia harus dipindahkan dari habitanya.

Dari pengertian di atas dapat kita lihat bahwa menenangkan itu adalah sesuatu yang kita lakukan bukan karena dibawa dari natur kita. Bagaimanakah caranya supaya kita bisa tenang? Apakah  tergantung dari orang lain? Kunci untuk menenangkan hati adalah dari diri kita sendiri. Jangan pernah berharap bahwa orang lain mampu untuk menenagkan hati kita. Istilah menenangkan hati itu adalah sabjektif. Aku tenang bukan karena kamu membuat aku tenang ataupun bukan karena kenyataan yang membuat aku tenang, tetapi aku tenang oleh karena aku memandang kenyataan itu sesuatu yang menenagkan hati saya. Jadi pandanganku yang membuat aku tenang bukan yang kupandang yang membuat aku tenang. Oleh karena itu aku bisa tenag sekalipun di dalam kenyataan yang tidak menyenangkan. Sekalipun demikian hal ini perlu kita ketahui, bahwa pandangan tidak bias lepas dari yang dipandang, tetapi juga yang dipandang tidak menentukan pandangan. Suatu contoh,,, jikalau kita melihat gambar Mona Lisa yang  dilukisan oleh Leonardo Da Vinci Code. Mungkin kita menyatakan bahwa lukisan itu indah dan mempesona ketika kita melihatnya,,, tetapi sekarang walaupun kita tidak melihatnya tetapi kita mengatakan bahwa lukisan itu indah dan menawan,,, dan lebih jelas lagi sesungguhnya keindahan itu diawali dari pribadi si pelukis (Leonardo Da Vinci Code) dan keindahan yang ada di dalam benahnya itu dilampisakan melalui lukisan.

Sesungguhnya setiap pekerjaan akan terselesaikan dengan maksimal jikalau kita tenang menghadapinya. Dan demikian pun juga dengan masalah dan pergumulan hidup yang kita hadapi akan menemukan solusi jikalau kita menghadapinya dengan tenang. Hal ini semakin diperjelas oleh Salomo dalam kitab Pengkhotbah  4:6 “Segenggam ketenangan lebih baik dari pada dua genggam jerih payah dan usaha menjaring angin”. Bukan hanya itu! Jikalau ditinjau dari psikologis, bahwa tubuh akan sehat jikalau kita sanggub tuk menenangkan diri. Dan hal ini dijelaskan oleh Firman Tuhan di dalam Amsal 14:30 “Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang”Amsal 15:13 Hati yang gembira membuat muka berseri-seri, tetapi kepedihan hati mematahkan semangat.Amsal  17:22 Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang. Jadi sesungguhnya bahwa ketenangan adalah hal yang sangat dibutuhkan di dalam kehidupan ini. Mungkin tidaklah terlalu berkelebihan jikalau dikatakan bahwa ketenangan adalah salah satu kebutuhan primer di dalam kehidupan ini.

Dalam ayat yang ke 19 Demikian pula kita boleh menenangkan hati kita di hadapan Allah. adakah kita menemukan ketenangan itu? Dimanakah kita temukan ketenangan itu? Ayat ini menyatakan bahwa kemampuan kita untuk bisa menenangkan hati adalah dari pengetahuan kita akan kebenaran yang berasal dari Allah. Pengetahuan bukan ketenagan tetapi pengetahuan akan membawa kepada ketenangan. Jikalau demikian pengetahuan yang bagaimanakah yang mampu membawa kita untuk mampu tenang?

Sesuai dengan nats di atas ada dua bukti yang menjadi pengetahuan kita supaya kita mampu untuk tenang

1.     Kita Berasal Dari Kebenaran

Dalam ayat yang 19a dikatakan bahwa kita berasal dari kebenaran. Sedangkan kebenaran itu sendiri adalah Kristus sebagai mana yang dikatakan di dalam Yoh 14:6  Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Jikalau kita berasal dari kebenaran, berarti kita berasal dari Kristus karena Kristus adalah kebenaran. Jadi kita benar bukan oleh karena kita benar, tetapi kita bisa benar oleh karena kebenaran  Kristus yang dipakaikan kepada kita sehngga kita dapat dikatakan benar. Kita benar hanya dalam pandangan Kristus bukan dalam pandangan manusia yang dalam arti Dia membenarkan kita.

Dalam ayat yang ke 20 dikatakan sebab jika kita dituduh olehnya, Allah adalah lebih besar dari pada hati kita serta mengetahui segala sesuatu. Siapakah yang menuduh kita? tentunya sesui dengan konteks ayat ini  bahwa yang menuduh kita adalah hati kita sendiri. Seperti apakah tuduhan tuduhan hati itu? Hati akan menuduh kita bahwa kita adalah orang pendosa, Najis, dan lain sebagainya. Bukan berarti hati itu tidak penting sehingga yang diutamakan adalah rasio. Saudara hati dan rasio harus seimbang.seorang hamba Tuhan yang bernama James W. Sire membuat keseimbangan antara rasio dan perasaan, antara berpikir dan merasa dengan berkata”pikirkanlah apa yang kamu rasakan dan rasakanlah apa yang kamu pikirkan  dari pernyataan James W. Sire ini saya ingin menyatakan kepada Sidang jemaat yang dikasihi Tuhan yaitu, biarlah kiranya setiap pemikiran anda dirasakan oleh setiap orang, dan perasaan perasaan anda di pikirkan setiap orang, dengan demikian anda akan selalu tetap hadir disetiap langkan orang. Demikianlah saudara bahwa kita tidak boleh mengutamakan hati atau perasaan supaya kita jangan tertuduh tetapi kita harus mengutamakan Kristus karena Kristus Lebih besar dari hati kita.

Jadi pengetahuan dan pemikiran seperti itulah yang harus kita ketahui supaya kita jangan tertuduh oleh hati kita. maka dari itu dapat kita lihat bahwa pengetahuan akan kebenaran keberadaan seseorang membuat hatinya akan tenang. Karna ketenangan datang dari kebenaran. Orang akan tenang jikalau dia merasa bahwa dirinya benar, tetapi sebaliknya orang akan gelisah dan gundah gulana jikalau dia bersalah. Dan kita tidak akan tertuduh dengan kenyataan-kenyataan yang ada jikalau kita mengetahui bahwa kita berasal dari kebenaran. Dengan hilangnya perasaan tertuduh itu maka dengan pengetahuan akan kebenaran kita berani untuk percaya kepada-Nya. Jikalau kita sudah tenang, apapun yang menjadi tugas dan tanggungjawab kita, akan terselesaikan dengan baik.


Baca juga:

Bukti Panggilan Kristiani

Renungan Kristen Tentang Kewargaan Sorga

Saat Teduh Tentang Allah Kekuatanku


2.     Allah Ada Di Dalam Kita

Dalam ayat yang ke 24 dikatakan Barangsiapa menuruti segala perintah-Nya, ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dan demikianlah kita ketahui, bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita. ayat  ini menyatakan bahwa Allah ada di dalam kita. demikian juga Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus dalam surat I Korintus 6:19 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, -- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? I Korintus  3:16 Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? Ayat ini menjelaskan bahwa Allah ada di dalam kita. tetapi bagaimanakah kita bisa mengetahui bahwa Allah ada di dalam diri kita dan orang lain? Sesuai dengan ayat yang ke 24 itu bahwa tanda Allah ada di dalam diri kita adalah jikalau kita menuruti segala perintah Allah. tetapi seperti apakah perintah Allah itu? Ayat 23 dikatakan bahwa perintah Allah itu adalah supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus yang adalah Anak Allah dan saling mengasihi.

Apakah kepercayaan itu dari kita, atau kita bisa asal percaya begitu saja? Yohanes mengatakan di dalam Suratnya pasal  6:44 Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. I Korintus  12:3 Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorang pun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" dan tidak ada seorang pun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus. Dan juga dalam Yohanes  2 :24 Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua,

Demikianlah kedua hal ini harus kita sadari supaya kita dapat menenangkan hati kita  yaitu bahwa kita adalah orang-orang yang berasal dari kebenaran yang dimana Allah ada di dalam kita. Adanya atau Hadirnya Allah di dalam diri kitalah yang akan membuat hati kita tenang

Tidak ada komentar untuk "Renungan Kristen Tentang Menenangkan Hati"