Renungan Kristen Tentang Kewargaan Sorga
Oleh Pdt. Mangurup Siahaan || Bacaan: Filipi 3:17-18
17 Saudara-saudara, ikutilah
teladanku dan perhatikanlah mereka, yang hidup sama seperti kami yang menjadi
teladanmu.
18 Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan
yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai
seteru salib Kristus.
19 Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut
mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju
kepada perkara duniawi.
20 Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ
juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat,
21 yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa
dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala
sesuatu kepada diri-Nya
Seseorang yang
berkewarganegaraan suatu Negara berarti orang tersebut dipastikan memiliki
Kartu Indentitas atau Kartu Tanda Penduduk (KTP). Untuk memastikan seseorang
dapat diterima atau tidak dalam urusan-urusan pemerintahan, maka yang pertama
ditanyakan adalah KTP. Karta Tanda Penduduk jelas sebagai modal dasar untuk
mendapatkan hak dalam sebuah Negara. Kalau tidak memiliki KTP berarti seseorang
tidak layak mendapat pelayanan dalam hal urusan apapun dan tidak berhak dalam segala
hal. Sebaliknya kalau identitasnya jelas dan pasti, berarti orang tersebut
berhak menuntut haknya dalam segala hal.
Berdasarkan apa yang
tercatat pada ayat 20 di atas, orang percaya atau Kristen adalah kewargaan
Sorga. Jika dikatakan kewargaan Sorga berarti identitasnya resmi sebagai
kependudukan kerajaan Sorga. Kalau orang Indonesia berarti berada di Indonesia
dan memiliki Kartu Tanda Penduduk Indonesia. Kalaupun sesekali bepergian keluar
negeri, namun identitasnya tetap kewarganegaraan Indonesia. Kalau seseorang
bepergian keluar negeri dan menghadapi masalah di negeri lain, maka
pemerintahan Indonesia bertanggung jawab mengambil alih masalah tersebut karena
dia adalah warga Negara Indonesia. Hal itu hanya berdasarkan identitasnya
sebagai warga Negara Indonesia.
Orang percaya atau
Kristen menjadi orang yang berkewargaan Sorga sama sekali bukan berdasarkan
kelayakan atau kepatutan. Jika ditinjau dari kelayakan atau kepatutan, maka
tidak ada orang yang layak untuk menjadi warga kerajaan Sorga. Karena Sorga itu
tempat Allah dan Sorga itu kudus. Disana tidak ada cacat atau cela. Disana
tidak ada kelemahan. Disana yang ada adalah kesempurnaan dan kemuliaan.
Sedangkan manusia termasuk orang Kristen tetaplah sebagai orang yang penuh
dengan kelemahan. Orang percaya atau Kristen menjadi orang yang berkewargaan
Sorga adalah karena dia percaya kepada Tuhan Yesus. Yang diperhitungkan
kepadanya sebagai kebenaran untuk layak menjadi warga Sorga adalah
“percayanya”. Sebab sebagaimana pemaparan Paulus kepada jemaat di Roma dengan
mengutip Perjanjian Lama berkata, “Sebab
apakah dikatakan nas Kitab Suci? "Lalu percayalah Abraham kepada Tuhan,
dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.” (Roma 4:3).
Selanjutnya orang
percaya atau Kristen dinyatakan sebagai warga kerajaan Sorga adalah karena dia
lahir di Sorga dan lahir dari Allah (1 Yohanes 5:1). Jika orang lahir di
Indonesia dan dari nenek moyangnya ada di Indonesia, maka secara otomatis dia
berhak menjadi warga Negara Indonesia. Demikian halnya dengan orang Kristen
sebagai orang percaya kepada Tuhan Yesus. Orang Kristen secara otomatis berhak
berkewargaan Sorga adalah karena telah ditetapkan dari kekekalan (Efesus 1:4)
dan dari keturunan keketurunan, yaitu dari Abraham, Ishak dan Yakub. Tuhan kita
adalah Allah Abraham, Ishak dan Yakub. Itulah namaNya sampai selama-lamanya dan
itulah nenek moyang orang percaya dari kekal sampai selama-lamanya.
Berdasarkan cuplikan surat Paulus kepada jemaat Filipi di atas, ada dua tanda sebagai warga kerajaan Sorga.
1. Pikiran
tidak tertuju kepada perkara duniawi (ay. 19)
Sebagai
perbandingan dalam hal kewarganegaraan, coba kita bandingkan dengan identitas
seseorang sebagai warga Negara Indonesia. Jika dalam kehidupan seorang warga
Negara Indonesia ada masalah, baik dalam hal ekonomi, politik, hukum dan lain
sebagainya, maka perhatian orang yang bersangkutan langsung tertuju kepada
pemerintah sebagai penguasa yang harus bertanggung jawab. Pikiran dan
perhatiannya tertuju kepada pemerintah, karena memang pemerintahlah yang harus
bertanggung jawab. Dia berhak menyerahkan masalah hidupnya kepada pemerintah
karena dia sungguh-sungguh resmi sebagai warga Negara Indonesia. Demikian
halnya kita sebagai warga kerajaan Sorga. Sebagai orang yang berkewargaan
Sorga, dalam semua masalah seharusnya pikiran kita secara otomatis langsung
tertuju kepada Allah yang yang ada di Sorga dan bukan kepada dunia ini. Kalau
ada orang yang mengalami masalah dalam hidupnya, tetapi pikirannya langsung
tertuju bukan kepada Tuhan tetapi sebaliknya kepada dunia ini, itu menunjukkan
hidupnya sebagai seteru salib Kristus.
Seharusnya
kita sadar bahwa kita berhak untuk mengharapkan segala sesuatu dari Tuhan
karena kita adalah warga kerajaan Sorga. Allah sebagai penguasa berkewajiban
untuk memperhatikan kita, karena kita adalah warga kerajaanNya. Seharusnya
pikiran kita langsung tertuju ke Sorga. Kemungkinan itulah sebabnya Tuhan Yesus
mengajarkan murid-muridNya berdoa dengan kalimat pertama “Bapa
kami yang di sorga”. Oleh karena itu, dalam semua masalah di dalam
kehidupan kita sebagai warga kerajaan Sorga, perhatian atau pikiran kita
seharusnya langsung tertuju kepada Tuhan.
Kenyataan yang sungguh-sungguh nyata dalam dunia ini, kita menyaksikan bahwa banyak orang yang menjadi seteru salib Kristus. Paulus berkata, “Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.” Kenapa banyak orang yang demikian? Jawabannya adalah karena banyak orang yang bukan warga Sorga. Orang yang pikirannya semata-mata tertuju kepada perkara duniawi, bukanlah orang yang berkewargaan Sorga, sebaliknya mereka harus binasa di dalam Neraka.
Baca juga:
* Renungan Kristen Tentang Bijaksana Meresponi Masalah
* Saat Teduh Tentang Allah Kekuatanku
* Renungan Kristen Tentang Kelemah Lembutan
2. Menantikan
Tuhan Yesus sebagai Juruselamat (ay. 20)
Kita
harus menyadari bahwa dalam kehidupan kita masalah akan selalu silih berganti.
Kadang-kadang masalah yang satu belum teratasi sudah menyusul masalah yang
berikutnya. Masalah yang satu masih menekan tapi sudah ditimpa masalah yang
kemudian. Pada kenyataan seperti ini, manusia sebagai mahluk rasional, dengan
mata melihat kenyataan dan pikiranpun langsung bekerja dan kemudian berkata
‘apa yang harus kubuat’. Secara spontan atau tanpa pikir panjang, apa yang bisa
dilakukan sesuai dengan apa saja yang ada dipikirannya, langsung bertindak
sesuai dengan sasaran yang ada dipikirannya. Dalam kenyataan seperti itu,
sebenarnya tidak ada yang menjadi masalah. Tindakan-tindakan spontan adalah
sesuatu yang wajar. Namun ketika hasil dari tindakan spontanitas itu
mengecewakan, maka alhasil dari semua tindakan itu akan menghancurkan kehidupan
orang yang bersangkutan.
Orang
yang berkewargaan Sorga, dalam semua masalah akan menantikan Tuhan yang akan
menyelamatkan hidupnya dari masalah tersebut. Baginya tidak ada masalah di luar
kehendak Tuhan. Masalah adalah sebagai tanda bahwa seseorang sebagai warga
Sorga. Jika seseorang sungguh-sungguh warga Sorga, maka dia akan menantikan
keselamatan dari Tuhan Yesus yang akan menyelamatkan hidupnya dari semua
masalah. Namun sebaliknya, jika seseorang berjuang mengatasi masalah hidupnya
dan dalam perjuangannya itu tidak menantikan Tuhan Yesus, justru itu pertanda
bahwa dia bukan warga Sorga.
Kita
senantiasa menantikan Tuhan Yesus dalam semua masalah karena kita
sungguh-sungguh warga Sorga. Kewargaan kita yang resmi sebagai warga Sorga
menjadi jaminan bahwa Penguasa Sorga pasti bertindak untuk menyelamatkan hidup
kita dalam semua masalah.
Demikianlah kedua hal
di atas sebagai tanda bahwa kita adalah sungguh-sungguh warga Sorga. Yang
pertama pikiran kita senantiasa tertuju kepada Tuhan dan bukan kepada
perkara-perkara dunia. Kemudian yang kedua dalam semua masalah selalu
menantikan Tuhan yang akan menyelamatkan kita dari semua masalah tersebut.
Tidak ada komentar untuk "Renungan Kristen Tentang Kewargaan Sorga"
Posting Komentar