Renungan Kristen Tentang Kelemah Lembutan
“Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.”
Oleh Pdt. Mangurup
Siahaan || Ayat Bacaan Matius 11:29
Ayat
ini adalah salah satu ucapan Yesus yang paling populer. Namun yang perlu kita hanyati adalah untaian kata yang
diucapkan Yesus dalam kalimat tersebut. Pertama-tama Dia katakan adalah “Pikullah kuk yang Kupasang …”. Kuk
adalah sebuah benda yang diikatkan di atas leher sepasang kerbau atau sapi
ketika membajak sawah atau menarik beban dalam pedati. Kuk tersebut mengikat
keduanya hingga kerja samanya ketat dan berjalan seiring dan selaras bagaikan
parade.
Yesus mengucapkan perkataanNya ini kepada orang-orang
secara kolektif tetapi sifatnya pribadi. Itu berarti, jika Dia berkata pikullah kuk yang kupasang, berarti kuk
itu sebelah untuk kita (orang percaya) secara pribadi dan sebelah untuk Yesus
sebagai pasangan hidup yang ideal bagi kita. Perkataan itu mempunyi tujuan,
supaya kita terikat ketat dan supaya kita berjalan seiring dan selaras dengan
Tuhan Yesus. Kalau kita berjalan seiring dan selaras dengan Tuhan Yesus, maka
semua beban hidup, bukan kita lagi yang menanggung beban itu, tetapi Yesus
bersama kita.
Setelah itu Dia katakan “… belajarlah pada-Ku, …”. Apakah yang harus kita pelajari dari
Yesus? Inilah yang perlu kita renungkan semaksimal mungkin dan jangan sampai
tidak mengerti hal ini. Sesuai dengan isi kalimat yang dilontarkan oleh Yesus
itu, ada
dua hal yang harus kita pelajari dari Yesus, antara lain:
1.
Ke-Lemahlembut-an
Pada umumnya orang berpikir, lemah lembut itu hanya
sebatas cara berbicara yang enak didengar atau menyejukkan ketelinga.
Sesungguhnya bukan hanya gaya berbicara, tetapi lemah lembut itu adalah suatu
karakter yang telah menjadi warna hidup seseorang.
Kata lemah-lembut terdiri dari dua kata yang dipadu
menjadi rangkaian kata majemuk dan membentuk satu pengertian. Yaitu “lemah”
artinya tidak kuat dan “lembut” artinya tidak keras. Bagaikan karet yang
elastis, jika ditarik menurut dan jika dilepas dia kembali tanpa mengalami
kerusakan. Bagaikan busa, sekalipun jatuh dari tempat ketinggian, tetapi tidak
pecah atau rusak. Lemah-lembut adalah suatu karakter yang tidak keras dan
sepertinya tidak berdaya. Seperti apakah keadaan orang yang lemah-lembut?
Seorang yang lemah-lembut, memiliki kemampuan untuk menerima segala macam
keadaan, perlakuan, tekanan, dll, yang secara manusia menyakitkan. Sifat
lemah-lembut itu akan menerima semua hal, baik itu datangnya secara internal
ataupun eksternal. Seorang yang lemah-lembut mampu menyesuaikan diri dengan
keadaan yang tidak dia sukai. Sekalipun dia tidak setuju dengan situasi dan
kondisi yang ada, tetapi bisa tenang tanpa kehilangan perasaan damai.
Baca juga:
* Keilahian dan Kemanusiaan Kristus
* Saat Teduh Keluarga Kristen (1)
* Penginjilan di tanah Borneo - Kalimantan Barat
* Renungan Kristen Tentang Bijaksana Meresponi Masalah
2.
Ke-rendahanhati
Lawan kata rendah hati adalah tinggi hati. Tinggi hati
artinya sombong. Jika semua orang yang ada di dunia ini ditanya satu persatu,
tentu kita semua yakin pasti tidak ada yang senang apalagi setuju dengan
kesombongan. Namun tanpa kita sadari, kadang-kadang kita terjebak ke dalam
sifat yang demikian. Semua manusia tanpa terkecuali kadang-kadang terjebak ke
dalamnya.
Jika kita renungkan sedalam mungkin, sebenarnya
sedikitpun tidak ada gunanya sifat sombong. Sebaliknya sifat itu akan membawa
kita kepada malapetaka yang berkepanjangan karena sifat itu akan menyebabkan
kita gampang tersinggung dan jika tersinggung kita akan kehilangan banyak hal.
Kehilangan rekan secara sosialis dan kehilangan diri sendiri. Kehilangan diri
sendiri artinya, karena idola hidup kita adalah damai, tetapi damai itu akan
hilang oleh karena tersinggung. Demikian juga dengan yang lain-lain yang
seharusnya kita pertahankan dalam hidup kita.
Kedua hal tersebut di atas harus sungguh-sungguh kita
pelajari dari Yesus. Kalau kedua hal tersebut telah menjadi karakter kita
secara pribadi, maka sebagaimana ujung dari kalimat yang dikatakan Yesus di
atas, yaitu “… jiwamu akan mendapat
ketenangan.”, akan kita nikmati. Apakah Anda mau menikmati ketenangan
hidup? Mohon maaf jika penulis berkata “hanya orang gila yang tidak mau”.
Tetapi jika kita yang berpikir normal, pasti mengharapkan hidup yang diwarnai
ketenangan. Jika Anda mau memiliki hidup dalam ketenangan, milikilah sifat yang
lemah lembut dan rendah hati. Jadilah orang yang lemah lembut dan rendah hati. Ada amin?
“Pikullah
kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah
hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.” (Mat.11:29)
Tidak ada komentar untuk "Renungan Kristen Tentang Kelemah Lembutan"
Posting Komentar