Penginjilan di tanah Borneo - Kalimantan Barat

 

Oleh: Pdt. Marianus Zai

Saya Pdt. Marianus Zai, melayani di Gereja Kabar Baik Indonesia Jemaat Sibolapit, yang beralamat di dusun Sibolapit, desa Tembawang Bale, kecamatan Banyuk Hulu, kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Penginjilan adalah sebuah perjalanan yang sangat mengesankan dan penuh dengan tantangan. Kenapa mengesankan? Mengesankan, karena penulis melihat bagaimana pertumbuhan jemaat, yang dulunya tidak mengenal Tuhan dan akhirnya mereka percaya dan tidak malu untuk mengakui iman mereka dihadapan dunia. Namun kerapkali juga penulis mengalami pergumulan karena menghadapi orang-orang yang berbeda latar belakang sosial, ekonomi, pendidikan dan kebudayaan terhadap penulis, dan hal itu tidaklah mudah! Tetapi dengan terus belajar bagaimana Tuhan Yesus dan rasul-rasul-Nya dalam penginjilan mereka saat mereka ada di dunia ini, memberikan kepada penulis gambaran terhadap apa dan bagaimana seharusnya penulis bertindak.

Hal yang paling digumuli sebenarnya ialah perbedaan budaya atau adat-istiadat. Bukan suatu kebetulan penulis berada di tanah Borneo (Dayak) Kalimantan Barat, namun penulis percaya bahwa ada rencana Tuhan yang ajaib dalam hidup penulis sehingga penulis melayani sampai saat ini. Penulis bercerita mengenai keadaan tempat dimana penulis melayani sampai saat ini. Orang-orang setempat memiliki kebiasaan yang berbeda dengan penulis tentunya! Pertama, Sudah menjadi kebiasaan bagi jemaat setempat memanggil dukun (orang yang dapat mengobati) saat ada yang sakit untuk menyembuhkan, hal ini membuat mereka tidak percaya kepada para tenaga kesehatan terlebih terhadap hamba Tuhan.

Kedua, Saat musim berladang (mengolah lahan untuk dijadikan tempat bertanam padi) mereka bergotong royong antara satu dengan yang lain. Hal ini memang bagus sebab dapat mempererat tali persaudaraan. Namun persoalannya ialah, hari minggu pun mereka kerja! Sehingga hal itu menghalangi mereka untuk datang beribadah. Tidak heran misalnya hamba Tuhan telah menyiapkan kursi di tempat ibadah, dan sampai siang pun tidak ada satu pun yang datang, dan yang paling lucunya lagi saat pagi-pagi hari minggu jemaat datang kepada pendetanya dan berkata, pak pendeta saya izin hari ini ya, karena saya mau ke ladang. Inilah hal-hal yang menjadi tantangan bagi penginjilan di daerah tempat penulis berada, dan bisa dikatakan sebagian besar para hamba Tuhan yang melayani di Kalimantan Barat, mengalami hal yang sama dengan penulis.

Ketiga, Saat mereka merayakan pesta panen padi, mereka memanggil dukun juga untuk menyampaikan sesembahan mereka kepada jubata yang adalah nama itu sebagai sebutan  terhadap Tuhan mereka. Hal ini membuat mereka tidak memerlukan lagi doa para hamba Tuhan untuk memohon berkat kaepada Allah.

Keadaan tersebut tentu tidak mudah untuk diubah! Perlu proses yang panjang agar mereka menyadari dan sungguh-sungguh kembali kepada Tuhan yang adalah penghulu hidup manusia yang sejati. Disinilah kesabaran dan ketaban teruji, serta pengharapan kepada Allah yang perlu ditingkatkan untuk menghadapi keadaan yang demikian. Terkadang  penulis sendiri mengalami tekanan dari dalam diri, kerap kali mengeluh sembari bertanya, kapan jemaat ini akan bertumbuh dalam mengenal Tuhan? Hanya imanlah yang bisa menguatkan dengan percaya kepada Tuhan bahwa, suatu saat nanti mereka menjadi orang-orang yang takut akan Tuhan. Seandainya tidak di generasi mereka, penulis percaya bahwa anak-anak mereka adalah generasi penerus gereja yang akan datang.

Dalam hal ini, kapan dan apa yang harus kita lakukan agar misi penginjilan semakin disebar luaskan demi pertumbuhan gereja? Sebab pengijilan itu dilakukan agar gereja semakin bertumbuh, baik secara kuantitas maupun secara kualitas. Itulah sebabnya Yesus berkata, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Matius 28:19-20). Menurut penulis, waktunya sekarang dan jangan harapkan orang lain, turutlah mengambil bagian dalam melaksanakan penginjilan.

Baca juga:

Keilahian dan Kemanusiaan Kristus

Saat Teduh Keluarga Kristen (1)

Renungan Kristen Tentang Luput Dari Masalah

Tidak ada komentar untuk "Penginjilan di tanah Borneo - Kalimantan Barat"