Keilahian dan Kemanusiaan Kristus

Oleh: Pdt. Theos M. Purba

Di dalam pembahasan Kristologi sesungguhnya yang menjadi tema besarnya hanyalah keilahian dan kemanusiaan Kristus. Tetapi di dalam penjabaran dari buku-buku Kristologi tentu tidaklah sebatas itu, melainkan begitu luas dan memiliki pokok-pokok yang lain. Tetapi penulis akan membahas secara singkat dan padat keilahian dan kemanusiaan Kristus, dengan disertai dua pokok yang sering dibahas yakni: Gelar dan jabatan-Nya. Sesungguhnya gelar dan jabatan Kristus sudah tercakup di dalam pembahasan keilahian dan kemanusiaan-Nya, namun saya akan membahas keilahian dan kemanusiaan-Nya secara garis besar saja, agar pembahasan gelar dan jabatan-Nya dipoin selanjutnya tidak tumpang tindih, oleh karena itu kita memulai dengan keilahian Kristus.

1)    Keilahian Kristus

Di dalam Perjanjian Lama tentunya ada data mengenai Kristus sebagai Allah. Mulai dari penciptaan dan mengenai penampakan-penampakan diri Allah yang ditafsirkan para ahli Alkitab sebagai penampakan pribadi Kristus. Namun di dalam Perjanjian Baru kita melihat dengan jelas bagaimana keilahian-Nya. Ini dimulai dari pemberitaan para penulis Injil mengenai kisah hidup-Nya selama Ia berada di dunia. Beberapa bukti akan ktia lihat di dalam Injil:

1.     Kristus memiliki nama Ilahi

a.     Yoh 1:1 dan 20:28 menyebut Yesus sebagai Allah.

b.     Mat 14:33, 16:16-17, Yoh 1:18 menyebut Yesus sebagai Anak Allah

c.      Mat 22:43-45, Luk 6:46 menyebut Yesus sebagai Tuhan

2.     Kristus memiliki sifat-sifat Allah

a.     Pra-eksistensi-Nya (Yoh 1:1, 8:58 17:5). Ia ada sebelum alam semesta dan manusia ada. Ini menunjukkan bahwa Ia berada di atas segala sesuatu dan eksistensi-Nya melampaui manusia.

b.     Kuasa pemberian Hidup (Luk 1:4, Yoh 5:21, 26, 11:25, 14:6). Ia berkuasa atas hidup-Nya sendiri dan berkuasa untuk memberi hidup kepada manusia.

c.      Kemahakuasaan-Nya (Mat 28:18, 11:28, Yoh 3:35, 17:2). Kemahakuasaan adalah sifat Allah, yang mahakuasa adalah Allah, karena Yesus mahakuasa maka Ia adalah Allah.

d.     Kemahatahuan Kristus (Mat 9:4, Yoh 5:42, 6:64). Begitu banyak ayat di dalam Injil yang menunjukkan dengan jelas bahwa Kristus mahatahu dan dengan demikian Dia bukanlah sebatas manusia, tetapi Allah yang berkuasa.

e.      Kemahahadiran Kristus (Mat 1:23, 18:30, 28:20, Yoh 3:13). Di sini kita juga melihat bahwa Kristus memenuhi segala sesuatu, membuktikan Ia adalah Allah.

 

3.     Kristus menerima penyembahan Manusia

Matius 2:11, 14:33, 28:9, dan Lukas 24:52 memberitahukan kepada kita bahwa Kristus di dalam kehadiran-Nya di dunia, dari sejak kelahiran hingga perjalanan misi-Nya ke kayu salib telah berkali-kali menerima penyembahan dari manusia. Dengan demikian ini menunjukkan bahwa Dia bukanlah Pribadi yang biasa-biasa namun luarbiasa, karena Dia Allah yang layak menerima penyembahan manusia.

4.     Ia telah melakukan pekerjaan Allah

a.     Ia adalah Pencipta (Yoh 1:3)

b.     Ia Penopang segala sesuatu (Yoh 5:17-18)

c.      Ia memiliki kuasa pengampunan Dosa (Mat 9:2, Mrk 2:5,9, Luk 7:48)

d.     Ia membangkitkan orang dari kematian (Yoh 6:40, Luk 7:14, Yoh 11:11)

e.      Ia menghakimi manusia (Mat 16:27, Yoh 5:22, 27)

Dengan melihat seluruh data Injil di atas, jelaslah sekarang bahwa Dia adalah Allah. Yesus Kristus yang kita lihat melalui penulisan ke empat penulis Injil memiliki sifat keilahian. Maka berdasarkan beberapa data tersebut benarlah bahwa Yesus Kristus adalah Allah. Dan saya setuju - sebagai kesimpulan - ketika Peter Wongso berkata:

Jika Kristus bukan Allah, maka Ia pasti mempunyai dosa, kalau Ia berdosa mustahillah dapat menggenapi pekerjaan penebusan. Jika Kristus bukan Allah, maka Ia hanya seorang yang kudus dan nilai penyembahan kita padaNya pun amat rendah. Oleh sebab itu kita harus mengenal dengan jelas bahwa Kristus adalah Allah, sebagai prasyarat, sehingga hal-hal lain tentang Diri-Nya dapat dengan mudah teratasi.

2)    Kemanusiaan Kristus

Kemanusiaan Kristus ini menjadi hal yang harus ada itu disebabkan karena Ia harus menanggung manusia, menanggung dosa dan beban manusia, juga menggantikan manusia untuk mati. Ia menjadi Seorang yang memberi teladan hidup bagi manusia, sehingga kalau Kristus bukan manusia, Ia tidak dapat dengan sempurna menyatakan Allah kepada manusia dan manusiapun tidak berdaya untuk mengenal sifat dan kehendak Allah.

Kini kita masuk dalam sisi kemanusiaan Kristus. Kristus memiliki sifat ilahi dan sifat kemanusiaan, kedua sifat ini menjadi satu. Ini adalah rahasia terbesar mengenai dua natur dalam satu pribadi Kristus. Tentunya hanya karena ada satu alasan saja mengapa Ia menjadi manusia: untuk menyelamatkan manusia. Dan kita melihat di dalam Injil ada beberapa bukti yang menunjukkan kemanusiaan Kristus:

1.     Ia memiliki silsilah ayah dan ibu secara manusiawi.

Matius 1 dan Lukas 1 dengan jelas menuliskan silsilah Yesus yang lahir dari pada rahim Maria oleh karya Roh Kudus. Ayahnya dicatat ialah Yusuf dan ibunya adalah Maria dan hal ini menunjuk kepada kemanusian Kristus. Karena jika Ia tidak juga manusia, maka ini perendahan terhadap Kristus yang adalah manusia namun tidak memiliki silsilah.

2.     Kristus bertumbuh seperti manusia pada umumnya.

Lukas 2:40 adalah kesimpulan dari beberapa ayat di dalam Injil yang menceritakan keadaan Kristus yang dimulai dari kelahiran, bayi, usia delapan hari disunat, usia 12 tahun yang diberi tahu dalam Luk 2:42-51. Tentunya sifat keilahian tidak pernah mengalami hal yang demikian, hanya manusia sajalah yang mengalami pertumbuhan. Ini menunjuk kepada kemanusiaan Kristus dan bukan keilahian-Nya. Dalam hal ini, Allah merendahkan diri mengikuti cara perkembangan manusia secara hakikinya.

3.     Kristus menyatakan diri dalam rupa manusia.

Ia memiliki tubuh atau daging, dan jiwa (Yoh 1:14, 12:27, Mat 26:38, Luk 10:21).

4.     Kristus memiliki kelemahan.

Kristus memiliki kelemahan manusiawi namun tidak berdosa. Karena jika Ia sampai berdosa maka ini sama saja bertentangan dengan pribadi-Nya yang adalah Allah.  Kelemahan-kelemahan yang dicatat dalam Injil beberapa diantaranya adalah: Ia merasakan lapar, letih, dahaga, tertidur, menangis, hati-Nya gelisah, dan terakhir, Ia mengalami kematian (Mat 4:2, 8:24, Yoh 4:6, 19:30, dsb).

5.     Kristus memiliki nama sebutan sebagai manusia di dalam Injil.

Anak Manusia, Nabi, Tukang Kayu, Yesus orang Nazaret, Anak Yusuf, dan Rabi (Mat 2:23, 8:28, Mrk 1:24, 6:3, dsb). Peter Wongso memberikan penjelasan mengenai pentingnya kemanusiaan Kristus: Kemanusiaan Kristus yang terutama yakni: menyatakan Kristus sebagai terladan sempurna bagi manusia, menggenapi penebusan dosa manusia, sehingga manusia memperoleh hidup, Roh Kudus dan dapat percaya kepada Allah.

Baca juga:

Renungan Kristen Tentang Pikiran Yang Kudus

Saat Teduh Tentang Allah Kekuatanku

Tidak ada komentar untuk "Keilahian dan Kemanusiaan Kristus"